PENGEPUNGAN DI BUKIT DURI: FILM ACTION THRILLER TERLARIS DARI INDONESIA

  • Home
  • /
  • Review Jujur
  • /
  • PENGEPUNGAN DI BUKIT DURI: FILM ACTION THRILLER TERLARIS DARI INDONESIA

Pengepungan di Bukit Duri film yang disutradari Joko Anwar ini menceritakan tentang latar belakang sosok Erwin (Morgan Oey) dan Jefri (Omara Esteghlal) dengan latar belakang konflik kerusuhan 1998, film action satu ini cukup buat siapa aja yang nonton untuk mengetahui kilas balik tragedi 1998. Erwin, adalah sosok guru muda yang melamar disalah satu sekolah terkenal di Jakarta Timur yaitu “Sekolah Bukit Duri” dan ditunjuk langsung sebagai wali kelas dan membuatnya bertemu sosok “Jefri“, sekolah tersebut terkenal dengan julukan “anak-anak nakal” atau “anak-anak buangan”. Masalah muncul ketika Erwin seorang yang memiliki latar etnis Chinesse memprovokasi amarah Jefri yang bersikap tidak sopan dengannya. Hingga terjadilah konflik genjatan yang tidak diinginkan.

Akting cukup bagus dari Morgan Oey dan Omara Esteghlal DKK juga patut diapresiasi, walaupun ada beberapa scene yang membuat Omara masih terlihat “kaku” tapi menuju pertengahan hingga akhir scene film terlihat jelas akting dari sosok dibalik Jefri ini meningkat. Akting Morgan Oey sendiri cukup konsisten dari awal film hingga akhir film. Dilain sisi kalau kita bahas penyajian film satu ini, kita bakalan diperlihatkan beberapa scene yang buat kita sendiri bakal bilang “ya emang Joko Anwar” karena betapa smoothnya film ini ngehasilin adegan yang rapih dan memukau. Kengerian yang ditampilin di film ini juga cukup membekas ketika film ini selesai, karena alur film yang meneganggakan dari awal hingga akhir film, ketika gue keluar Bioskop gue butuh waktu buat ngeredam perasaan kengerian yang gue rasain selama film.

Tapi, film ini gak bisa jadi hasil karya terbaik dari Joko Anwar itu sendiri karena sebagai penikmat film doi, Pengepungan Bukit Diri jadi salah satu film yang even dia keluar di platfrom film kaya Netflix, Viu, atau LokLok sekalipun gue gak akan nonton film ini lagi. Kenapa? Karena film ini terkesan memaksakan, walaupun berlatar belakang konflik sosial yang cukup lekat dengan keadaan sekarang tapi rasanya Joko Anwar bermain aman dengan ga ngangkat lebih detail tentang konflik SARA yang terjadi yang ngebuat film Pengepungan Bukit Diri jadi sekedar film school invasion belaka aja. Seolah film yang isinya anak berandal yang hobi berantem ini ngelakuin kekerasan tanpa inti apapun yang ngebuat film jadi udah gitu aja. “Ini anak-anak latar belakangnya apa?” “Masa iya sesadis itu?” “ini masalahnya gini aja?” apalagi cerita inti yang ngebuat film jadi mudah ditebak. Gue pribadi lebih tertarik sama scene kerusuhan diluar, aksi pengeroyokan, gimana mencekamnya keadaan waktu itu, apalagi sosok Erwin punya latar belakang yang kelam yang ngebuat gue sendiri mikir gimana kalau film ini bisa fokus ke Erwin aja yang balas dendam sama orang yang ngejahatin kaka doi atau yaudah nyelamatin sosok “ponakan” yang dia cari selama ini. So, the whole plot will be awesome and make sense!

In other hand, gue juga gabisa bilang film ini ga punya pesan yang kuat, fokus pada krisis toleransi yang terjadi film ini ngangkat betapa society itu bisa ngebentuk perilaku dan tingkah laku anak muda dan sekitarnya. Peran orang tua, sekolah dan pertemanan yang sangat penting yang harus disadari, karena sampai detik ini, negara kita masih juga mengalami masalah krisis toleransi itu sendiri.

source asset: google

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

Wellbird Company

Good draw knew bred ham busy his hour. Ask agreed answer rather joy nature admire wisdom.

Tags

Latest Posts

  • All Posts
  • #NgobrolFilm
  • Dibalik Layar
  • Lagi Hype
  • Review Jujur

bahas yang lagi ngehits di layar lebar

Contact Info

© 2025 Sukanontonfilm.id